Tuesday 18 November 2014

Aku Bertahan Hari Demi Hari

18 hari sudah ku lewati tanpamu. tanpa kasih sayangmu, tanpa canda tawamu, tanpa suara parau mu, tanpa dering telfonku yang diam diam ku khususkan hanya untuk panggilan darimu, setiap malam sebelum aku tertidur kita bercerita menceritakan hari yang sudah kita lewati, berbagi tawa , berbagi canda, berbagi duka, bahkan berbagi hati, menyatukan hati dari raga yang berbeda. Kehadiran sosok mu yang berbeda telah mengisi sebagian hatiku, meski tak secara langsung aku isyaratkan pdamu waktu itu, aku memendamnya dan aku tak berani menceritakannya langsung karena aku takut ini bukan peraasaanku yang nyata, mungkin ini hanya ilusi atau pelarianku dari sebelumnya.

Kebahagiannku mulai hadir ketika dering suara handphone ku berbunyi setiap malam, suaramu menyapaku dengan kalimat khas mu. Menemaniku sebelum aku tertidur pulas, bahkan sampai aku benar benar tertidur pulas. Sampai pagi datang pun kamu tak pernah absen membangunkan ku di setiap adzan berkumandang, kamu adalah salah satu penyebab aku tersenyum disetiap hari.... dulu. Dan aku ingin keaadaan itu tak pernah berubah sedikitpun, namun takdir berkehendak lain. 
Semua tlah berakhir, tanpa kata perpisahan darimu, tanpa aku sempat mengutarakan isi hati ku yang sangat ingin ku katakan , dan sangat kamu tunggu.  Namun ada satu kata yang tak akan pernah ku lupakan, satu kata terakhir yang kamu lontarkan melalui pesan singkat itu di jam terakhirmu di dunia ini kamu masih sempat mengatakan bahwa 'aku tetap teristimewa di hatimu' :') Andai kamu tau kamu pun sangat teristimewa pa :')
Aku yang terbiasa dengan sapaanmu di telfon itu harus terpaksa membiasakan diri tanpa semuanya, tanpamu, tanpa keceriaanku setelah adanya kamu dulu yang selalu ada dan setia menghiburku. Aku berusaha menerima semua itu, aku berusaha hidup tanpamu, setiap hari, setiap waktu. Begitu takdir ini sungguh menterpurukan aku, seakan dunia dan semua orang tak ada yang berpihak kepadaku, aku merasa sendiri dalam setiap lamunanku. Andai ada yang mengerti rasanya kehilangan ku yang sangat dalam itu terhadapmu, andai ada yang tau bagaimana..

Monday 3 November 2014

Ku Kira ini Hanya Mimpi

Tak bisa aku lupa tentang Mimpi Buruk pada jumat sore itu, ketika dering suara handphone ku berbunyi, awalnya aku bahagia di layar handphone ku tertulis namamu, namun ternyata suara itu asing di telingaku, bukan suara indah yg setiap malam ku dengar. Dengan suara yg gaduh seolah olah telah terjadi sesuatu, mengatakan bahwa lelaki yg mempunyai handphone ini telah pergi dan tak kembali, meninggalkan sejuta kenangan indah. Lelaki yg mengaku seorang polisi itu membisikan kata kata buruknya ketelingaku, kata kata yang tak ingin ku dengar dan kata kata yang sampai saat ini ku anggap sebagai satu kata yang semu, tak bermakna dan tak di inginkan untuk ada. Aku tak menghiraukan  perkataannya, karena ku anggap semua itu hanya sandiwaramu saja, ku anggap itu hanya bentuk dari caramu meyakinkan aku kalau aku benar benar sangat memperdulikanmu, namun laki laki itu sangat berusaha untuk meyakinkan perkataannya, membenarkan setiap kata kata nya. Aku berusaha untuk tidak mempercayainya dan memutuskan untuk meyakinkannya sendirian, aku berusaha mencari nomer telfon teman temannya yang bisa aku hubungi saat itu, namun tak ada yang menjawab satu pun.
Aku tetap tenang dan masih tak percaya akan hal itu, ku putuskan untuk meminta pertolongan kepada sahabatku yang kebetulan bertempat tinggal di daerah itu, aku meminta sahabatku untuk mengecek ke tempat kejadian, sedangkan aku duduk cemas menunggu sendiri di halte depan kampus ku, berharap kalau semua ini hanya candaanmu. Sekali lagi aku memastikan menelfon ke nomer handphone mu, dan lagi lagi bukan suara indahmu yang ku dengar, perasaanku semakin kalut tak karuan, meskipun aku sangat berharap kalau semua ini hanya sandiwara mu saja. 
Beberapa menit kemudian sahabat ku datang, ia menatapku dengan bimbang dan menyesal, dia memelukku sambil berkata , Din.. ini semua memang terjadi. Laki laki yang kamu sayangi telah tiada. Lagi lagi aku tak mempercayainya, sulit untukku percaya kepada siapapun yang berusaha meyakinkan aku. Aku pergi ke kantor polisi memastikan sendiri kalau semua ini hanya rekayasa. Ku lihat motor yang pada minggu lalu masih kita kenakan untuk pergi berdua, dan menikmati suasana malam kota Banjar terparkir di kantor polisi, seketika tubuhku lemas, namun aku masih tetap tak percaya, hingga pada saatnya aku menemui polisi itu, dia tak berbicaara sepatah katapun hanya dompet dan handhone yang dia berikan kepadaku, dan ternyata dompet dan handphone itu adalah milik laki laki penyemangatku, ah aku kira ini hanya bagian dari sandiwaramu juga. 
Polisi itu memintaku untuk pergi ke RSU memastikan tentang sandiwara yang ku sebutkan itu. 
Aku berjalan seakan melayang melewati lorong demi lorong menuju ke ruangan yang mengerikan itu, aku terdiam di luar ruangan dengan penuh harap bahwa yang berada di ruang jenazah itu bukanlah sosok lelaki yang selama ini menjadi penyemangat di setiap hari hariku , namun aku memberanikan diri untuk masuk ke ruangan itu, seketika tubuhku lemas lunglai, air mata ku jatuh tak tertahan, aku menangis sendu melihat tubuh kaku yang terbaring itu adalah kamu lelaki yang selama ini selalu menjadi penyemangat hidupku, lelaki yang tak pernah menyerah untuk selalu dekat dengan aku, lelaki yang selalu membuat ku tersenyum dan berjanji akan selalu membuatku tertawa, seketika telah membuatku menangis tak karuan. Tubuh kaku itu di bawa segelintir orang, melewat depan mataku ingin rasanya aku memeluk tubuh itu, ingin sekali aku menyentuhnya, namun aku tak kuasa menahan tubuh ku yang lemas dan menahan air mata yang menetes. Dibawa nya menuju mobil ambulance yang sudah terparkir, membawa tubuh kaku itu menuju kota yang menjadi saksi perkenalan kita, membawa tubuh itu ke tempat peristirahatan terakhir nya.Tubuhku semakin lemas, dalam hatiku mengatakan kalau ini hanyalah Mimpi Buruk, dan aku akan terbangun sejak saat itu juga. Namun ketika suara ambulance berbunyi telah menyadarkanku bahwa ternyata ini memang benar benar terjadi, aku harus tetap kuat dan berusaha untuk tetap tegar, karena bagaimanapun aku harus mengantarkannya dan mendampinginya ke tempat peristirahatan terakhir :')

;;